http://kamilrafi.blogspot.com/2013/02/sejarah-g30s-pki.html

KISAH PERJALANAN IBNU BATUTAH

Assalamualaikum wr. wb! Ramadhan tibaa!!! Wohooo. Mohon maaf kalo gue ada salah kata di postingan-postingan gue wkwk. Karena lagi bulan Ramadhan,gue mau shareing Kisah Perjalanan Ibnu Batutah yang luar biasa! 




Ibnu Batutah, sepertinya nama itu yang akan senantiasa menjadi ikon jika membahas tentang penjelajah muslim. Siapa sangka, anak manusia yang dilahirkan pada 1304 M di belantara negeri di pelosok Maroko itu menjadi legenda. Bernama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim at-Tanji, Ibnu Batutah tercatat dalam sejarah sebagai penjelajah terhebat sepanjang masa (hingga hari ini). Sejarah menuliskan Ia telah 44 negara selama kurang lebih 30 tahun.

Maka tak heran seorang sejarawan Barat bernama Brokelman pun mengatakan
‘Kehebatan Ibnu Batutah hanya dapat dibandingkan dengan pelancong terkemuka Eropah, Marcopolo (1254 M -1324 M)..”
‘Selama hampir 30 tahun, dia telah mengunjungi tiga benua mulai dari Afrika Utara, Afrika Barat, Eropah Selatan, Eropah Timur, Timur Tengah, India, Asia Tengah, Asia Tenggara, dan Cina. Perjalanan panjang dan pengembaraannya mengelilingi dunia itu mencapai 73 ribu mil atau sejauh 117 ribu kilometer. Tak heran, bila kehebatannya mampu melampaui sejumlah penjelajah Eropah yang diagung-agungkan Barat seperti Christopher Columbus, Vasco de Gama, dan Magellan yang mulai berlayar 125 tahun setelah Ibnu Batutah.
Lain Brokelman, lain George Salton. Salton yang juga merupakan Sejarawan Barat bahkan mengatakan bahwa jarak perjalanan yang ditempuh Ibnu Batutah melebihi pencapaian Marco Polo. Sarton pun geleng-geleng kepala dan mengkagumi ketangguhan seorang Ibnu Batutah yang mampu mengarungi lautan dan menjelajahi daratan sepanjang 73 ribu mil itu. Sebuah pencapaian yang tak ada duanya di masa itu.’ 

Ibnu Batutah memulai perjalanannya pertama kali setelah ia menunaikan ibadah haji pada 14 juni 1325 M, saat itu tujuan pertamnya ialah Alexandria Mesir, perjalanan darat itu dilakukan Ibnu Batutah dengan hanya berjalan kaki, luar biasa!
Selesai menjelajah Alexandria Sang petualang sebenarnya berniat kembali ke tanah airnya : Maroko. Namun ketika kembali tiba di Mekkah, Ia bertemu dengan jamaah haji yang notabene berasal dari berbagai belahan dunia. Pertemuan ini akhirnya membangkitkan hasratnya untuk mengenal negara tempat para jamaah haji itu berasal.  Kisah perjalanan Ibnu Batutah sejauh 75.000 mil melewati daratan dan lautan ini digambarkan dalam bukunya yang berjudul “Tuhfah an-Nazzar fi Gara`ib al-Amsar wa `afa`ib al-Asfar (Persembahan Seorang Pengamat tentang Kota-kota Asing dan Perjalanan yang Mengagumkan)”. Buku ini ditulis oleh Ibnu Juzay atas perintah Sultan Abu Iyan yang merupakan Sultan Maroko. Dikisahkan buku ini merupakan buku perjalanan terlengkap abad 14 yang menggambarkan kondisi sosial, budaya dan kehidupan negara-negara yang pernah disinggahi oleh Ibnu Batutah.
Dalam buku itu dikisahkan setelah bertemu dengan jamaah haji di Mekkah, Ibnu Batutah memulai perjalanannya ke arah Timur laut menuju Iran, berlanjut ke arah tenggara menuju India hingga akhirnya menyebrangi lautan menuju Somalia, Afrika. Disetiap negara yang dikunjunginya itu Ibnu Batutah selalu menyempatkan diri singgah selama 1 minggu. Perjalanannya berlanjut melewati Mesir, Syiria, Rusia, Hingga ke Indonesia.

Ibnu Batutah dan Indonesia
Singgah di Indonesia selama 15 hari, Ibnu Batutah dalam bukunya menggambarkan Indonesia khususnya Samudra Pasai sebagai
Negeri yang hijau dengan kota pelabuhannya yang besar dan indah.’
Ibnu Batutah juga menuturkan Samudra Pasai yang hari ini kita kenal sebagai Province Aceh saat itu sebagai Pusat peradaban Islam. Di Lingkungan kerajaan dibangun perpustakaan yang menjadi tempat berdiskusi antara Elit Penguasa dengan Ulama.
Singgahnya Sang penjelajah muslim itu ke Indonesia khususnya Samudra Pasai membawa berkah positif bagi citra Indonesia di mata penduduk Maroko. Berkat sambutan yang baik dari para penguasa Samudra Pasai Saat itu, Citra Indonesia kini di Mata penduduk Maroko dikenal sebagai masyarakat yang ramah, santun, toleran dan cinta terhadap agama Islam yang moderat. Selesai menghabiskan 15 hari di Samudra Pasai Ibnu Batutah melanjutkan perjalanannya menuju negeri Tirai Bambu Cina.
Islam dan Menjelajah
Kisah Ibnu Batutah memberikan hikmah bahwa sebagai seorang muslim kita harus senantiasa membuka diri dan melakukan perjalanan melihat bagaimana negara lain.
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri. (Qs. Ar Rum : 9)
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus dalam kalangan tiap-tiap umat seorang Rasul (dengan memerintahkannya menyeru mereka): “Hendaklah kamu menyembah Allah dan jauhilah Taaghut”. Maka di antara mereka (yang menerima seruan Rasul itu), ada yang diberi hidayah pertunjuk oleh Allah dan ada pula yang berhak ditimpa kesesatan. Oleh itu mengembaralah kamu di bumi, kemudian lihatlah bagaimana buruknya kesudahan umat-umat yang mendustakan Rasul-rasulnya.
(QS. An Nahl 36)
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Tuntutlah ilmu walaupun hingga ke negeri Cina”.
Tulisan ini merupakan Catatan Kajian Islam Pekanan Penulis, diolah dari berbagai macam sumber.
Ahsanu ‘Amala

Post a Comment